Pages

Electricity Lightning

Jumat, 14 Juni 2013

HIPERBARIK


Bagi anda penyuka rekreasi ke daerah pegunungan, untuk menghirup udara segar., pernahkah anda membayangkan dapat menikmati udara segar (baca oksigen murni) di sebuah ruangan tanpa harus bepergian ke puncak? Jawabannya sangat mungkin, dan tidak berlebihan bila anda sekali-sekali mencoba rekreasi ke chamber hiperbarik.
Konon, mendiang Michael Jackson memiliki kabin atau tabung khusus yang berisi oksigen murni , yang biasa dimasuki sang superstar guna menghirup oksigen murni tersebut. Bila benar, apa yang dilakukan si king of pop tersebut, tentu cara itu sangat jitu untuk menjaga kebugarannya. Dengan “menginfus” oksigen murni ke dalam tubuh, dipastikan bisa mengembalikan kesegaran dan kebugaran. Bahkan sebenarnya fungsi oksigen murni itu lebih dahsyat lagi.
Menurut dr. Erick Supondha dari HMS Hyperbaric Center, metode terapi ini awalnya digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit akibat penyelaman seperti dekompresi, di mana seseorang naik ke permukaan air dengan terlalu cepat sehingga kadar nitrogen di dalam tubuh yang masih tinggi dan terperangkap di dalam pembuluh darah di seluruh jaringan tubuhnya. “Sampai di atas bisa menjadi buble bisa menyebabkan kelumpuhan, gangguan pernapasan, bahkan sampai meninggal,” ujarnya.
Kasus seperti ini banyak terjadi pada penyelam-penyelam tradisional. Dari sisi complementary and alternative medicine (CAM) metode hiperbarik sudah diakui oleh Departemen Kesahatan RI seperti juga metode herbal dan akupuntur. Artinya, terapi hiperbarik sudah bisa diandalkan sebagai cara pengobatan.
Untuk mengetahui lebih jauh pengobatan menggunakan terapi hiperbarik, redaktur PRO-SehatAlami, Yudis Hanafi, berbincang-bincang ringan sekaligus melihat salah satu ruang (chamber) hiperbarik yang diproduksi PT Hyperbaric Medical Solusindo (HMS) di R.S. Gading Pluit, Jakarta. Yang bisa membuat bangga, praktik HMS Hyperbaric Center di R.S. Gading Pluit, R.S. Jakarta, dan segera menyusul di R.S. THT Perhati BSD adalah produk lokal. Di tiga rumah sakit itulah dr. Erick berpraktik. Berikut petikan wawancaranya:

Bisa diceritakan sedikit mengenai sejarah hiperbarik?
Sekitar tahun 1800an, seorang dokter dari Belanda melakukan penelitian dengan memasukan babi ke dalam chamber hiperbarik di mana darah babi diambil semua kecuali plasmanya. Ternyata si babi bisa tetap hidup. Penelitian ini dikenal dengan life without blood.

Kenapa bisa begitu?
Selama ini yang kita ketahui oksigen beredar melalui darah. Dari penelitian ini ternyata oksigen bisa mengalir ke seluruh tubuh melalui plasma dan itu kandungannya lebih besar dibandingkan dengan darah, tapi harus dengan menggunakan chamber hiperbarik. Ini awalnya hiperbarik di dunia klinis.

Kapan mulai masuk ke Indonesia?
Masuk Indonesia mulai tahun 1960. Pertama kali dipakai di PT PAL Surabaya, kemudian angkatan laut (AL) mengembangkan di lembaga kesehatan AL, kemudian berlanjut ke R.S. Mintoharjo Jakarta. Memang tidak terekspos, karena orang selama ini masih berpikiran hiperbarik untuk penyelaman. Sekarang sudah mulai berkembang, ada organisasi-organisasi nasional dan internasional.

Bagaimana metode ini bekerja sehingga bisa memberikan efek penyembuhan?
Di alam ini kita punya oksigen cuma 21 persen, dengan kontaminasi sekarang bisa lebih sedikit lagi. sisanya adalah nitrogen dan zat-zat lain. Oksigen 100 persen tidak bisa sampai ke dalam tubuh. Chamber hiperbarik akan mensuplai oksigen 100 persen ditambah tekanan yang mencapai 2,4 atmosfir (normalnya 1 atmosfir). Teorinya menggunakan hukum fisika. Dengan tekanan 2,4 kali, kandungan oksigen yang masuk ke dalam tubuh bisa 5-6 kali lipat.

Penyakit apa saja yang bisa disembuhkan dengan terapi hiperbarik?
Yang utama memang untuk dekompresi akibat penyelaman. Tapi selain itu sangat efektif untuk menyembuhkan pada organ yang rusak dikarenakan hipoksia jaringan maupun sel. Artinya yang membutuhkan suplai oksigen, misalnya bengkak-bengkak, trauma, gegar otak, luka bakar, gangguan perkembangan, diabetes, sehabis operasi, penyembuhan tendon, dan sebagainya bahkan untuk kecantikan dan kebugaran. Bisa juga untuk mempercepat penyembuhan luka, apa lagi luka akibat diabetes yang umumnya susah sekali sembuh. Yang ketergantunagn insulin saja kadar gulanya bisa stabil dengan terapi hiperbarik. Di Amerika, atlet rugby sebelum bertanding masuk dulu ke chamber hiperbarik karena untuk meningkatkan stamina, untuk kebugaran. Bisa juga untuk kecantikan seperti mengencangkan kulit.

Soal kecantikan ini kenapa tidak terekspos ya?
Tadinya memang eksposnya mau dikecantikan dan kebugaran. Hanya saja nanti image orang hiperbarik hanya untuk kecantikan, padahal bisa jauh lebih besar dari itu. Yang intinya saja belum banyak dipahami malah melenceng ke arah kecantikan.

Apakah ada efek samping?
Kontra indikasinya pada penyakit paru-paru, yang bermasalah pada gendang telinga, sinusitis, dan kalau yang giginya berlubang bisa terasa juga. Makanya kadang pasien disuruh foto ronsen dulu. Tapi relatif aman.

Berapa lama waktu atau dosisnya?
Waktunya 3×30 menit untuk menghirup oksigen murni dengan istirahat masing-masing lima menit. Harus istirahat dan tidak boleh nonstop karena oksigennya tinggi, kalau terlalu lama bisa intoksikasi atau keracunan oksigen. Kami sediakan audio-video di dalam chamber-nya, jadi bisa sambil nonton atau dengerin musik.

Bagaimana bisa sampai diakui Depkes?
Karena hiperbarik bukan ilmu kira-kira, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, secara biomedik, secara fisiologi, itu semua jalurnya kelihatan. Akibat dari oksigen akan meningkatkan ini dan itu dan sebagainya, dan semuanya bisa dibuktikan secara ilmiah, ada EBM (evidence based medicine)-nya.

Apakah pasien diberikan obat?
Tidak pakai obat. Obatnya, ya, oksigennya.

Sudah ada pendidikannya?
Saat ini sedang dipersiapkan pendidikan spesialisasi dokter hiperbarik. Sekarang baru ada S2 hiperbarik di UI dan Unair. Memang masih langka, angkatan saya saja cuma empat orang.

Berapa ya biayanya?
Rp350.000 per terapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

About